Minggu, 26 April 2015

BATUAN SEDIMEN


Batuan sedimen merupakan batuan rombakan dari segala jenis batuan yang telah ada sebelumnya yang mengalami proses erosi atau pelapukan kemudian terbawa atau tertransportasi oleh media air, angin maupun es lalu mengendap dan menjadi batu atau mengalami proses litifikasi.
Dalam proses transportasi, sedimen dapat diangkut menjadi tiga cara, yaitu :

1.      Suspensi, umumnya terjadi kepada sedimen-sedimen yang berukuran halus, seperti lempung.

2.      Bed Load, ini terjadi pada sedimen yang berukuran relatif besar seperti pasir, kerikil, kerakal, dan bongkah. Gerakan-gerakan sedimen ini bisa menggelinding, menggeser atau juga bisa mendorong sedimen-sedimen yang lain.

3.      Saltation atau meloncat, umunya terjadi hanya pada sedimen yang berukuran pasir


Gambar 1. Sifat-sifat partikel yang bergerak dalam media air, partikel lempung dan lanau (Suspended–Load), serta partikel pasir dan kerakal (Bead–Load), menggelundung, menggelincir, saltasi.



Dalam proses pembentukannya batuan sedimen tidak selalu harus mengalami transportasi, namun semua batuan sedimen mengalami proses pengendapan. Oleh karena itu batuan sadimen terbentuk dalam dua cara, yaitu :
1.      Batuan sedimen yang tidak mengalami transportasi atau dengan kata lain terendapkan dan terbentuk dalam satu tempat yang sama dalam hal ini adalah cekungan pengendapan. Batuan sedimen ini dikenal sebagai sedimen Autochtonous. Yang termasuk kedalam jenis batuan sedimen ini adalah halite yang merupakan batuan evavorasi dan batugamping.
2.      Batuan sedimen yang mengalami proses pentransportasian dan pengendapan atau sedimen yang berasal dari luar cekungan dikenal sebagai Allotochtonous. Yang termasuk kedalam jenis batuan ini adalah Breksi, batupasir, batulempung, konglomerat dan epiklastik.

              1. Klasifikasi Batuan Sedimen
          Batuan sedimen dapat diklasifikasikan berdasarkan besar butir dan komposisi mineralnya.

a)      Besar butir. Klasifikasi berdasarkan besar butir di lihat dari diameter butirannya. Butiran tersebut bisa berukuran sangat halus sampai kasar / sangat kasar mulai dari lempung, pasir, kerikil, kerakal, berangkal dan bongkah. Perbedaan besar butir ini dipengaruhi oleh lamanya sedimen tersebut tertransportasi dan mulai jauh dari sumber pembentukan batuan asalnya.
Untuk penamaan batuan sedimen berdasarkan besar butir ini bisa mengacu pada sekala Wenworth yang dibuat oleh W. C Krumbein.


b)      Komposisinya, pada dasarnya komposisi batuan sedimen beasal dari batuan asalnya, komposisi mineral dan kimiawinya. Sebagai contoh, batulempung bisa digunakan sebagai ukuran butir dan juga sebagai komposisi mineral penyususun.


2. Sifat-sifat Batuan Sedimen
                 A. Perlapisan
      Kenampakan batuan sedimen dilapangan sangat khas dan mudah dikenali, karena memiliki perlapisan. Perlapisan batuan sedimen ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
·         Perbedaan besar butir, butiran yang lebih besar dapat dipisahkan dengan besar butir yang halus, misalnya lapisan batulempung yang sangat halus dapat dibedakan dengan batupasir.
·         Perbedaan warna, misalnya batulempung yang berwarna abu-abu dengan batupasir yang berwarna abu-abu kecoklatan.
·         Struktur Sedimen, dalam hal ini struktur sedimen juga dapat mempengaruhi kenampakan sedimen berlapis. Misalnya struktur sedimen silang siur dengan parallel laminasi.
·         Fosil, meski jarang diketahui langsung dilapangan, fosil juga dapat memberikan kenampakan batuan sedimen berlapis, mengingat fosil terperangkap saat sedimen terendapkan.
B. Tekstur
      Secara singkat tekstur adalah hubungan antar butiran / mineral dalam suatu batuan. Tekstur batuan sedimen diantaranya : Besar butir (grain size), bentuk butir (grain shape), pemilahan (sorting), kemas (fabric), sementasi, kesarangan (porosity) dan kelulusan (permeability).
a. Besar butir, adalah ukuran butir yang dapat dilihat atau mengacu pada skala wenworth.
b. Bentuk butir, kenampakan butiran dalam suatu batuan. Untuk sedimen klastik bentuk butir dibagi menjadi : Membundar ( rounded ), membundar tanggung (sub-rounded), menyudut (angular) dan membundar tanggung (sub-angular).
c. Pemilahan, merupakan keseragaman antar butir. Semakin seragam besar butir pada suatu batuan pemilahan semakin baik. Adanya perbedaan besar butir dalam suatu masa batuan disebabkan oleh energy dari media pengangkutnya. Sebagai contoh, sedimen lempung yang dibawa oleh media air yang mempunyai arus yang tinggi tidak akan mengendap, sedimen lempung mengendap di arus air yang sangat tenang / diam. Maka dapat dipastikan sedimen yang akan mengendap pada arus yang besar hingga sedang adalah sedimen yang berukuran kasar atau besar.
d. Kemas, merupakan hubungan masa dasar dengan fragmen  mineral batuan. Kemas dalam batuan sedimen terbagi menjadi dua, yaitu Terbuka dan Tertutup. Kemas terbuka memperlihatkan adanya fragmen yang mengambang diatas masa dasar atau antara fragmen satu dengan fragmen yang lain tidak saling bersentuhan. Biasanya kemas terbuka terdapat pada sedimen yang mempunyai masa dasar yang banyak, dalam hal ini masa dasarnya dapat berupa lempung. Kemas tertutup, adanya fragmen yang saling bersentuhan. Kemas tertutup biasanya pada batuan sedimen yang mempunyai masa dasar yang sedikit atau hamper tidak ada. Biasanya kemas tertutup untuk batuan sedimen yang mempunyai pemilahan yang sangat baik.
e. Sementasi, adalah pengikat antar butiran. Semen dapat dibagi menjadi 3 yaitu : Karbonat, silica, dan oksida besi.
f. Kesarangan, merupakan ruang antar butiran. Kesarangan atau porositas dibagi menjadi 3, yaitu : kesarangan baik, sedang dan buruk.
g. Kelulusan, merupakan sifat yang dimiliki batuan dalam meloloskan air. Kelulusan atau permeability dibagi menjadi 3, yaitu baik, sedang dan buruk.
3.  Struktur Sedimen
                  Pembagian struktur sedimen menurut Pettijohn :
1.      Struktur Primer, adalah struktur sedimen yang terbentuk pada saat batuan sedimen tersebut terbentuk atau pada saat sedimentasi, sehingga dapat diketahui mekanisme pengendapannya.
2.      Struktur Sekunder, adalah struktur sedimen yang terbentuk sebelum ataupun setelah batuan sedimen tersebut terbentuk.
3.      Struktur Organik, adalah struktur sedimen karena adanya gannguan organisme pada saat sebelum atau sesudah sedimentasi.

                  3.1. Struktur Primer
                        Adalah struktur sedimen yang terbentuk pada saat batuan sedimen tersebut terbentuk atau pada saat sedimentasi, sehingga dapat diketahui mekanisme pengendapannya.


Struktur Erosional terbentuk oleh karena arus atau materi yang terbawa oleh arus. contoh :  struktur Load Cast dan struktur Flute Cast.

4. Batuan Sedimen Klastik
           Penamaan batuan sedimen klastik biasanya mengacu pada table skala Wenworth. Seperti, batupasir adalah batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir pasir. Batulempung mempunyai ukuran butir lempung, batulanau mempunyai ukuran butir lanau. Sedangkan konglomerat mempunyai ukuran butir dari lempung hingga bongkah. Breksi dan konglomerat  dibedakan dari bentuk butirnya, bentuk butir yang menyudut disebut breksi dan yang membundar disebut konglomerat.


Berikut adalah Klasifikasi Batuan Sedimen Klastik



5               5. Batuan Sedimen Non-Klastik

            Batuan sedimen klastik bisa terbentuk secara kimiawi seperti halite yang merupakan hasil dari proses evavorasi air laut. Batuan sedimen non klastik juga bisa terbentuk secara organic seperti batugamping terumbu yang terbentuk dari akumulasi organisme-organisme laut yang mati kemudian terendapkan.

            Dalam keadaan tertentu, batuan sedimen kimiawi dan organic tidak bisa dibedakan antara bahan yang terbentuk dari hasil kimiawi dan hasil biologi. Oleh karena itu kedua jenis batuan sedimen ini dimasukan kedalam jenis yang sama yaitu sedimen kimia / biokimia. Yang termasuk kedalam kelompok ini adalah sedimen evavorite, karbonat, batugamping, dan dolomit serta batuan silica (siliceous rocks), rijang (chert).

5.1. Batuan Evavorasi
            Batuan ini terbentuk dari proses penguapan air laut yang disebabkan oleh panas cahaya matahari. Penguapan ini menyebabkan bahan-bahan kimia yang terdapat dalam air akan tertinggal karena air menguap kemudian bahan kimia tersebuta akan mengahblur atau menjadi Kristal.
            Yang termasuk kedalam batuan sedimen evavorasi adalah :
a. Batugaram ( rock silt ) atau Halite (NaCl)
b. Gypsum (CaSO4.2H2O)
c. Travertine yang terdiri dari calcium carbonat (CaCO3), merupakan batuan karbonat. Travertine biasanya terdapat pada goa batugamping dan terdapat pada kawasan air panas (hot spring).

Klasifikasi Batuan Sedimen Non-Klastik
 

5.2. Batuan Sedimen Karbonat
       Batuan sedimen karbonat terbentuk dari proses kimiawi dan juga biokimia. Kelompok batuan karbonat yaitu batugamping dan dolomit.
a. Mineral utama pembentuk batuan karbonat yaitu :
·         Kalsit ( CaCO3 )
·         Dolomite ( CaMg(CO3)2 )
                                    b. Nama-nama batuan karbonat :
·         Mikrit (Micrite), mempunyai butir yang halus, berwarna putih keabu-abuan hingga abu-abu gelap, tersusun dari lumpur karbonat (lime mud) atau juga dikenali calcilutite.
·         Batugamping oolitic (Oolitic limestone) batugamping yang tersusun oleh oolit yang berbentuk bulat.
·         Batugamping berfosil (Fossiliferous limestone) batugamping hasil dari proses biokimia. Fosil yang terdiri dari bahan kalsit atau dolomit merupakan pembentuk dari batuan ini.
·         Chalk terdiri dari kumpulan organisme planktonic seperti coccolithopores; fizzes readily in acid
·         Batugamping kristalin ( Cristaline limestone )
·         Trevertine terbentuk dalam gua batugamping dan dalam daerah air panas
·         Batugamping intraklastik (intraclastik limestone), pelleted limestone.

                        5.3. Batuan Sedimen Silika
            Batuan yang tersusun oleh mineral silica (SiO2). Batuan ini terhasil dari proses kimiawi maupun biokimia, dan berasal dari organisme silica seperti diatomae, radiolaria, sponges.
            Kelompok batuan silica antara lain :
a. Diatomite, terlihat seperti kapur (chalk) tetapi tidak bereaksi dengan asam. Terbentuk dari planktonic yang dikenal dengan diatoms (Diatomaceous earth)
b. Rijang (Chert), merupakan batuan silica yang terbentuk pada laut dalam. Tersusun dari organisme silica atau dari diagenesis batuan karbonat. Bisa teriri dari mineral kuarsa mikrokristalin.
                        5.4. Batuan Sedimen Organik
            Endapan organic yang terdiri dari organic yang akhirnya mengeras menjadi batu. Contoh yang baik adalah batubara. Batubara merupakan batuan sedimen yang terbentuk tumbuhan yang terendapkan yang kemudian menjadi batu atau yang disebut sebagai proses pembatubaraan. Proses pembatubaraan terjadi dari jutaan hingga ratusan juta tahun.


Daftar Pustaka :
1. Best, Myron G., (2002), Igneous and Metamorphic Petrology (Blackwell Publishing), ISBN  1405105887.
2.  Blatt,  Harvey ; Tracy, Robert J.: Owens, Bent, (2005), Petrology: Igneous, sedimentary, and metamorphic (New York: W. H. Freeman), ISBN 978-0716737438.